Menteri Agama Fachrul Razi tak henti-henti didera kontroversi. Setelah rencananya melarang cadar dan celana cingkrang masuk instansi pemerintah menuai polemik, kini giliran video khutbah Jumatnya yang viral menjadi buah bibir. Ceramahnya di Masjid Istiqlal pada Jumat (1/11) lalu menjadi sorotan karena Wakil Panglima TNI periode 1999-2000 itu tidak membaca salawat Nabi pada khutbah pertama. Padahal, membaca salawat salah satu rukun khutbah Jumat, sehingga salat Jumat diyakini tidak sah jika rukunnya tidak terpenuhi..
Menteri Agama berlatar belakang militer ini juga salah mengucapkan ’’Alhamdulillah Lilladzi…’’. Seharusnya ’’Alhamdulillahilladzi…’’
Tidak hanya itu. Menteri Agama juga salah menyebut ayat Ibrahim (seharusnya surat Ibrahim) dan sejumlah bacaan ayat Alquran lainnya yang tidak sesuai ’ilmu tajwid dan makhorijul huruf. Di dalam bahasa Arab, panjang pendek bunyi memengaruhi arti.
Ketika mengutip surat Al Kafirun, misalnya. Menag mengucapkan ’’Qul ya ayyuhal kaafirun. La a’budu maa ta’budun…’’ Seharusnya ’’Laa a’budu maa ta’buduun…’’ Lam dibaca panjang (mad). Bukan pendek. Kalau lam dibaca pendek artinya sungguh aku menyembah Tuhan yang kamu sembah. Kalau lam dibaca panjang artinya aku tidak menyembah Tuhan yang kamu sembah.
Terkait rukun salat Jumat yang tertinggal dan bacaan tak sesuai tajwid dan makhraj, Ketua PBNU Marsudi Syuhud enggan berkomentar jauh.
’’Harus tabayun (kroscek) dulu ke Masjid Istiqlal. Apa itu benar? Takutnya sudah dipotong. Tidak sesuai aslinya. Yang paling top (tanya) ke Istiqlal,’’ kelitnya saat ditanya INDOPOS, Kamis (7/11).