Dewan Pengurus Wilayah PKS Jawa Tengah (DPW PKS Jateng) menyelenggarakan acara Takziah, Tahlil, dan Doa Bersama yang diadakan secara virtual untuk mengenang sekaligus mendoakan almarhum Zuber Safawi dan Wahid Hasyim, Minggu (25/7/2021).
Anggota DPR RI Fraksi PKS Dapil Jateng 1 Bukhori Yusuf turut hadir pada acara tersebut. Dalam kesempatan itu, Bukhori ditunjuk untuk secara langsung memimpin doa bersama yang ditujukan kepada para ustaz, kiai, ulama, maupun mereka yang telah wafat akibat dampak pandemi Covid-19.
Semasa hidupnya Zuber Safawi dikenal sebagai sosok pendakwah yang bersahaja dan menunjukan totalitas dalam berdakwah. Tak ayal, kiprahnya tersebut membuatnya pernah dipercaya untuk memimpin partai dakwah Partai Keadilan, embrio PKS, di tingkat wilayah Jawa Tengah.
Selain aktif pada kegiatan dakwah di masyarakat, Zuber juga terlibat aktif dalam kancah politik. Ketua DPW Partai Keadilan (PK) Jawa Tengah pertama ini tercatat pernah duduk sebagai wakil rakyat di DPRD Jawa Tengah hingga DPR RI. Kendati demikian, hal itu tidak membuatnya kehilangan sosok kebersahajaan dan kesederhanaan di tengah masyarakat.
Wafatnya Ustaz Zuber Safawi meninggalkan duka mendalam bagi setiap pihak yang mengenalnya. Termasuk Bukhori yang mengaku merasakan kehilangan atas wafatnya Zuber Safawi. Pasalnya, dirinya memiliki kesan pribadi terhadap sosok yang ia anggap sebagai gurunya tersebut.
“Saya sudah mengenal beliau sejak tahun 1993 ketika saya menjadi koordinator dai di International Islamic Relief Organization (IIRO) yang bergerak dalam bidang sosial pendidikan dan bantuan sosial. Sejak itu, saya mengenal Ustaz Zuber sebagai sosok yang totalitas dan ikhlas dalam berdakwah. Beliau adalah teladan bagi kita semua dalam menjalankan tugas-tugas dakwah,” ungkapnya.
“Kini beliau telah tiada. Kita telah kehilangan contoh guru, teman, sahabat, dan dai terbaik kita,” kenangnya.
Selain Zuber Safawi, anggota Komisi VIII DPR RI ini juga merasakan duka tersendiri atas wafatnya Wahid Hasyim yang merupakan rekan seperjuangannya dalam berdakwah. Semasa hidupnya, Wahid Hasyim dikenal sebagai sosok pendakwah yang memiliki perhatian terhadap pendidikan dan pengajaran Alquran sehingga masyarakat mengenalnya sebagai guru dari para pengajar Alquran. Terakhir, ia menjabat sebagai Direktur Pendidikan Guru Pengajar Alquran (PGPQ) Raudhatul Mujawwidin Semarang.
“Ustaz Hasyim adalah cermin dai yang tulus, pantang menyerah, dan sangat disiplin. Dibalik penampilannya yang bersahaja, ia telah mengukir prestasi yang monumental dalam pemberantasan buta huruf Alquran melalui metode Qiroati yang merupakan ciptaan mertuanya, KH. Dachlan Salim Zarkasyi. Berkat kecintaannya pada Alquran, amal baiknya akan terus mengalir kendati dirinya telah tiada,” kenangnya.
Ketua DPP PKS ini menambahkan, hilangnya dua tokoh senior Semarang tersebut harus menjadi cambuk bagi para kader dakwah yang ada saat ini untuk berkontribusi lebih besar bagi partai. Harapannya, pasca gugurnya mereka berdua maupun para kader dakwah lain yang telah memenuhi panggilan Rabb-Nya, akan lahir seribu kader dakwah terbaik yang kelak melanjutkan estafet dakwah.