AMALIYAH RAMADHAN  

Oleh: Bukhori Yusuf, Lc., M.A.

Ibadah puasa dengan segala keagungan dan kemuliaannya, menjadikan para hamba yang menunaikannya mulia di sisi Rabbnya. Begitu banyak kemuliaan mereka karena ganjaran yang akan mereka peroleh di dunia dan akhirat sebagaimana janji dari Allah SWT dan rasulNya.

Dalam hadits riwayat Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:

كل عمل ابن ادم يضاعف الحسنة عشر امثالها الى سبعمائة ضعف قال الله عز وجل الا الصوم فانه لى وانا اجزى به يدع شهوته وطعامه من اجلى للصائم فرحتان فرحة عند فطره وفرحة عند لقا ء ربه ولخلوف اطيب عند الله من ريح المسك

Artinya “Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah SWT berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi[1]

Dalam riwayat lain dikatakan:

قال الله كل عمل ابن ادم له الا الصيام فانه لى

“Allah SWT berfirman yang artinya, “Setiap amalan manusia adalah untuknya kecuali puasa. Amalan puasa adalah untuk-Ku”[2].

Dalam riwayat Ahmad dikatakan :

قا ل الله عز وجل كل العمل كفارة الا الصوم والصوم لى وانا اجزى به

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, “Setiap amalan adalah sebagai kafarah/tebusan kecuali amalan puasa. Amalan puasa adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya[3].

Ada beberapa amalan utama yang dapat dilakukan dalam mengisi bulan Ramadhan, antara lain :

a. Berpuasa Ramadhan

Ketika melakukan puasa Ramadhan hendaknya dengan menjaga kualitas puasa Ramadhan tersebut, yaitu dengan menahan diri dari segala hal yang bertentangan dengan puasa, seperti; perbuatan sia-sia, perkataan keji, berdusta, dan yang semisalnya. Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra ia berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda :

اذا كان يوم صوم احد كم فلا يرفث ولا يصخب فان سابه احد او قاتله فليقل : اني امرؤ صائم

Jika seorang dari kalian sedang berpuasa, maka janganlah ia berkata-kata kotor dan jangan pula bertengkar. Jika orang yang menghina atau memukulnya hendaklah ia mengatakan, “Aku orang yang sedang berpuasa.”[4]

Dan diantara amaliyah shiyam Ramadhan yang dianjurkan oleh Rasulullah saw adalah :

  1. Memulai dengan niat yang ikhlas dan benar

إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى

Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya” (HR. Bukhari, Muslim, dan empat imam)

 كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعمِائَة ضِعْفٍ ، قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ : إِلَّا الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ

Semua amal Bani Adam akan dilipat gandakan kebaikan sepuluh kali sampai tujuh ratus kali lipat. Allah Azza Wa Jallah berfirman, ‘Kecuali puasa, maka ia untuk-Ku dan Aku yang akan memberikan pahalanya

  1. Berwawasan yang benar tentang puasa dengan mengetahui dan menjaga rambu-rambunya.

“Barangsiapa berpuasa Ramadhan kemudian mengetahui rambu-rambunya dan memperhatikan apa yagn semestinya diperhatikan, maka hal itu akan menjadi pelebur dosa-dosa yang pernah dilakukan sebelumnya.” (HR. Ibnu Hibban dan Al-Baihaqi).

  1. Tidak meninggalkan shiyam, walaupun sehari dengan sengaja tanpa alasan yang dibenarkan oleh syari’at Islam.

من أفطر يوما من رمضان متعمدا لم يجزه صيام الدهر،حتى يلقى الله إن شاء غفر له وإن شاء عذبه

Siapa yang berbuka (tidak berpuasa) satu hari dari bulan Ramadlan dengan sengaja, maka puasa setahun tidak bisa mencukupinya (menggantikannya), sehingga dia akan bertemu dengan Allah; kalau Dia berkehendak akan mengampuninya dan jika berkehendak akan mengadzabnya.”  (Dinukil dari fatwa Syaikh Khalid bin Abdullah al-Mushlih dalam Islamway.com)

  1. Menjauhi hal-hak yang dapat mengurangi atau bahkan menggugurkan nilai shiyam.

Rasulullah pernah bersabda :, “Bukankah (hakikat) puasa itu sekadar meninggalkan makan dan minum, melainkan meninggalkan perbuatan sia-sia dan kata-kata bohong.” (HR. Ibnu Hibban dan Ibnu Khuzaimah)

Rasulullah juga pernah bersabda “Barangsiapa yang selama berpuasa tidak juga meninggalkan kata-kata bohong bahkan mempraktikkanya, maka tidak ada nilainya bagi Allah apa yang ia sangkakan sebagai puasa, yaitu sekadar meninggalkan makan dan minum.” (HR. Bukhari dan Muslim).

  1. Bersungguh-sungguh melakukan shiyam dengan menepati aturan-aturannya

Ibadah puasa merupakan ibadah yang harus dilaksanakan dengan penuh kesungguhan sehingga apa yang menjadi ketentuannya bila dipatuhi,  Rasulullah Saw. bersabda:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

”Barangsiapa berpuasa Ramadhan dengan sepenuh iman dan kesungguhan, maka akan diampunkanlah dosa-dosa yang pernah dilakukan” (HR. Bukhori, Muslim dan Abu Daud)

  1. Bersahur, makan yang berkah

Bagi orang yang hendak berpuasa, disunnahkan untuk makan sahur pada saat sebelum tiba waktu subuh (fajar), sahur merupakan makanan yang berkah (Al-ghoda’ al-mubarok). Dalam hal ini Rasulullah pernah bersabda bahwa:

”Makanan sahur semuanya bernilai berkah, maka jangan Anda tinggalkan, sekalipun hanya dengan seteguk air. Allah dan para Malaikat mengucapkan salam kepada orang-orang yang makan sahur” (HR. Ahmad).

  1. Ifthor, berbuka puasa

Rasulullah pernah menyampaikan bahwa salah satu indikasi kebaikan umat manakala mereka mengikuti sunnah dengan mendahulukan ifthor dan mengakhirkan sahur. Sabda Rasulullah Saw:

“Sesungguhnya termasuk hamba Allah yang paling dicintai oleh-Nya ialah mereka yang bersegera berbuka puasa” (HR. Ahmad dan Tirmidzi).

Bahkan beliau mendahulukan ifthor walaupun hanya dengan ruthob (kurma mengkal), atau tamr (kurma) atau air saja (HR. Abu Daud dan Ahmad).

  1. Berdoa

Sesudah menyelesaikan ibadah puasa dengan berifthor, Rasulullah Saw. sebagaimana yang beliau lakukan sesudah menyelesaikan suatu ibadah, dan sebagai wujud syukur kepada Allah, beliau membaca do’a sebagai berikut:

عن انس قال كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا أفطر قال : بسم الله اللهم لك صمت وعلى رزقك أفطر ت. وزاد ابن عباس وقال : فتقبل مني إنك انت السميع العليم. وعن ابن عمر قال كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا افطر قال : ذهب الظمأ وابتلـت العروق وثبت  الاجر إنشاء الله

Rasulullah bahkan mensyariatkan agar orang-orang yang berpuasa banyak memanjatkan do’a, sebab do’a mereka akan dikabulkan oleh Allah. Dalam hal ini beliau pernah bersabda bahwa,

“Ada tiga kelompok manusia yang do’anya tidak ditolak oleh Allah. Yang pertama ialah do’a orang-orang yang berpuasa sehingga mereka berbuka” (HR.Ahmad dan Turmudzi).

b. Melaksanakan Shalat Tarawih

Shalat Tarawih dapat menghapuskan dosa-dosa yang telah lalu. Sebagaimana diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda;

من قام رمضان ايمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه

Barangsiapa melaksanakan Shalat (Tarawih) di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosanya yang telah lalu.”[5]

Hendaknya seorang yang melaksanakan Shalat Tarawih bersama imam mengikuti shalat tersebut hingga selesai, agar ia mendapatkan pahala shalat semalam penuh. Karena Nabi SAW bersabda;

انه من قام مع الامام حتى ينصرف كتب له قيام ليلة

“Sesungguhnya barangsiapa Shalat (Tarawih) bersama imamnya hingga selesai, (maka) ia akan mendapatkan pahala shalat satu malam.”[6]

c. Membaca Al-Qur’an

Seorang pembaca Al-Qur‟an akan mendapatkan pahala yang besar dan berlipat ganda. Karena setiap satu huruf AlQur‟an bernilai satu kebaikan, dan satu kebaikan dilipat gandakan menjadi sepuluh kali lipat. Hal ini sebagaimana yang disebutkan dalam hadits dari „Abdullah bin Mas‟ud ra ia berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda :

من قرا حرفا من كتاب الله فله به حسنة والحسنة بعشر امثاليها لا اقول الم حرف ولكن الف حرف ولا م حرف وميم حرف

“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah, maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan dilipat gandakan menjadi sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan Alif, Lam, Mim adalah satu huruf, akan tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf, dan Mim satu huruf.”[7]

d. Bersedekah

Di antara bentuk sedekah yang utama di bulan Ramadhan adalah dengan memberi makanan untuk berbuka kepada orang yang berpuasa. Karena seorang yang memberi makanan untuk berbuka kepada orang yang berpuasa, maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang berpuasa tersebut. Sebagaimana diriwayatkan dari Zaid bin Khalid Al-Juhani ra, dari Nabi SAW beliau bersabda;

من فطرصائما كان له مثل اجره غير انه لا ينقص من اجر الصا ئم شيئا

“Barangsiapa memberi (makanan untuk) berbuka kepada orang yang berpuasa, maka ia mendapatkan seperti pahala orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tersebut sedikit pun.”[8] 

e. Meningkatkan Ibadah Sunnah

Di antara ibadah sunnah yang hendaknya ditingkatkan di bulan Ramadhan –baik dari sisi kuantitas maupun kualitasadalah shalat sunnah rawatib muakkad yang berjumlah dua belas raka‟at. Karena seorang yang menjaga shalat sunnah rawatib yang muakkad ini, maka akan dibangunkan baginya rumah di Surga. Sebagaimana diriwayatkan dari Ummu Habibah ra -istri Nabi SAW- ia berkata, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda;

بنى الله له بيتا في الجنة اوالا بني له بيت في الجنة

”Tidaklah seorang hamba muslim mengerjakan shalat karena Allah setiap hari dua belas raka‟at shalat sunnah di luar shalat fardhu, melainkan Allah akan membangun sebuah rumah baginya di Surga atau melainkan akan dibangunkan baginya sebuah rumah di Surga.”[9]

f. Melakukan I’tikaf

I‟tikaf adalah berdiam diri di masjid dengan niat untuk beribadah kepada Allah SWT. Di antara bentuk ibadah Rasulullah SAW pada sepuluh terakhir Ramadhan adalah melakukan i‟tikaf. Diriwayatkan dari ‟Aisyah, ia berkata;

يعتكف العشر الاواخر من رمضان حتى توفاه الله ثم اعتكف ازواجه من بعده

”Bahwa Nabi a beri‟tikaf sepuluh terakhir bulan Ramadhan, sampai Allah mewafatkannya, kemudian isteri-isteri beliau beri‟tikaf sesudah beliau.”[10] 

g. Menghidupkan Malam Sepuluh Hari Terakhir

Termasuk sunnah Rasulullah SAW adalah lebih meningkatkan ibadah ketika memasuki sepuluh hari terakhir pada bulan Ramadhan agar mendapatkan Lailatul Qadar. Diriwayatkan dari „Aisyah ra ia berkata;

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم اذادخل العشر-اي : العشر الاخير من رمضان –شد مئزره، وتحيا ليله اهله

“Rasulullah SAW jika memasuki sepuluh hari –yakni sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan– beliau mengencangkan kain sarungnya, menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya.”[11]

Pada sepuluh hari terahir di bulan Ramadhan terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan, yaitu lailatul qadar. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW;

فيه ليلة خير من الف شهر من حر م خيرها فقد حرم

“Di dalam (bulan Ramadhan) terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa diharamkan kebaikannya, maka ia benar-benar telah diharamkan.”[12]

Sehingga para salaf pun mengutamakan sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan, untuk mendapatkan lailatul qadar. Berkata Abu Utsman AnNahdi RA; ”Adalah para salaf mengagungkan tiga waktu dari sepuluh hari yang utama; sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan, sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, dan sepuluh hari pertama bulan Muharram.”[13]

Di antara amalan yang dapat dilakukan pada malam-malam sepuluh hari terakhir Ramadhan adalah dengan memperbanyak membaca “Allohumma innaka „afuwwun tuhibbul „afwa fa‟fu „anni.” Sebagaimana diriwayatkan dari Aisyah RA, ia berkata;

يا رسول الله ارايت ان وافقت ليلة القدر، وما ادعو؟

”Wahai Rasulullah, jika aku menemui lailatul qadar, apa yang (hendaknya) aku ucapkan?” Nabi a menjawab, ”Ucapkanlah;

اللهم انك عفو تحب العفو فاعف عني

 “Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf. Engkau mencintai maaf, maka maafkanlah aku.” [14]

h. Mengeluarkan Zakat Fitrah

Zakat fitrah berfungsi untuk menyucikan orang yang berpuasa dari perbuatan sia-sia dan ucapan kotor serta untuk memberi makan kepada orang-orang miskin. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, ia berkata;

فرض رسول الله صلى الله عليه وسلم زكاة الفطر طهرة للصائم من اللغو والرفث وطعمة للمسا كين من اداها قبل الصلاة فهي زكاة مقبولة ومن اداها بعد الصلاة فهي صدقة من الصدقات

”Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitrah untuk menyucikan orang yang berpuasa dari perbuatan sia-sia dan ucapan kotor dan untuk memberi makan orang-orang miskin. Barangsiapa membayarkannya sebelum Shalat („Idul Fitri), maka itu adalah zakat yang diterima. Dan barangsiapa membayarkannya setelah shalat „Idul Fitri), maka ia adalah sedekah biasa.”[15]

 

[1] HR Muslim no. 1151

[2] HR Bukhari no. 1904

[3] HR Ahmad. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih sesuai syarat Muslim

[4] Muttafaq „alaih. HR. Bukhari Juz 2 : 1805, lafazh ini miliknya dan Muslim Juz 2 : 1151

[5] Muttafaq „alaih. HR. Bukhari Juz 1 : 37 dan Muslim Juz 1 : 759

[6] HR. Tirmidzi Juz 3 : 806 lafazh ini miliknya, Abu Dawud : 1375, Nasa‟i : 1605, dan Ibnu Majah :

[7] HR. Tirmidzi Juz 5 : 2910. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani 5 dalam Shahihul Jami‟ : 6469

[8] HR. Tirmidzi Juz 3 : 807, lafazh ini miliknya dan Ibnu Majah : 1746. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani5dalam Shahihul Jami‟ : 6415

[9] HR. Muslim Juz 1 : 728.

[10] Muttafaq „alaih. HR. Bukhari Juz 2 : 1922, lafazh ini miliknya dan Muslim Juz 2 : 1172.

[11] 4 Muttafaq „alaih. HR. Bukhari Juz 2 : 1920, lafazh ini miliknya dan Muslim Juz 2 : 1174.

[12] HR. Ahmad. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani 5dalam Shahihul Jami‟ : 55

[13] Latha‟iful Ma‟arif, 80.

[14] HR. Tirmidzi Juz 5 : 3513 dan Ibnu Majah : 3850, lafazh ini miliknya. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani 5dalam Shahihul Jami‟ : 4423

[15] HR. Abu Dawud : 1609, lafazh ini miliknya dan Ibnu Majah : 1827. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani5dalam Shahihul Jami‟ : 3570

Posted in Nasional.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *